photo wishlist_zps2544b6d7.png

Tuesday, September 25, 2012

Book Review: The (Un)Reality Show by Clara Ng

.
BOOK review
Started on: 21.September.2012
Finished on: 22.September.2012

Judul Buku : The (Un)Reality Show
Penulis : Clara Ng
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 360 Halaman
Tahun Terbit: 2005
Harga: Rp 45,050 (http://www.pengenbuku.net)

Rating: 4/5
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Delapan orang biasa-biasa saja?... Coba kita review lagi. Ada eks narapidana. Ada anak kecil berumur sepuluh tahun. Ada homoseks. Ada lelaki setengah dewa yang terlalu ganteng. Ada perempuan tomboi yang bisa memperbaiki leding dan listrik. Ada peramal kartu tarot. Ada ibu rumah tangga merangkap penjual real estat. Ada lelaki yang parno sama homo. Ck, kombinasi yang hebat."
TPTV berusaha menciptakan sebuah acara baru dengan ide yang baru, kreatif, dan belum pernah ada sebelumnya. Tiba-tiba muncullah sebuah ide untuk menciptakan acara The (Un)Reality Show, yang memilih secara acak 8 orang dan membuat mereka tinggal bersama dalam satu rumah, dan mereka sadar bahwa diri mereka sedang ditonton oleh jutaan penduduk Indonesia. Empat lelaki dan empat perempuan, yang tidak ada hubungan apapun pada awalnya, harus menghadapi tujuh minggu dan menyelesaikan tujuh tugas tantangan. Terciptanya The (Un)Reality Show adalah semacam twist dari acara-acara reality show yang sudah banyak ditayangkan; dan kali ini TPTV ingin menghadirkan sebuah pertunjukkan realitas yang bukan realitas.

Delapan orang pun terpilih. Primus, seorang lelaki yang sangat tampan dan membuat banyak wanita seketika tertarik dengannya. Richard, seorang mantan narapidana pendiam dengan masa lalu yang gelap. Jodi, lelaki dengan tubuh pendek dan gendut yang hobi berkebun. Feivel, seorang homoseksual yang mempunyai pacar bernama Enrico. Azuza, seorang anak perempuan berusia 10 tahun dengan pikiran yang amat dewasa untuk umurnya. Wendy, seorang perempuan tomboi yang menjadi tukang listrik. Tara, wanita bertubuh seksi yang suka meramal dengan kartu tarot. Meiying, ibu rumah tangga dengan seorang anak autis.
"Umur sih sekadar angka. Yang penting dari semuanya adalah bagaimana kualitas kehidupan seseorang. Itu yang disebut proses pendewasaan."
Delapan orang itu pun tinggal dalam satu rumah yang sudah dipersiapkan oleh tim TPTV. Meskipun awalnya mereka tidak saling mengenal, lama-kelamaan mereka semua mulai terbiasa dengan keberadaan satu sama lain. Terlebih lagi dengan tantangan minggu pertama yang adalah menentukan pasangan sekamar yang mencampurkan lelaki dan perempuan dalam satu kamar tidur. Tidak perlu diragukan lagi, banyak keributan dan masalah yang terjadi di dalam rumah tersebut. Apakah mereka akan berhasil melewati semua tantangan yang diberikan? Manakah realitas yang sesungguhnya?

Baca kisah selengkapnya di The (Un)Reality Show.
image source: here. edited by me.
Tidak terlalu banyak karya Clara Ng yang pernah aku baca; salah satu yang paling berkesan dulu adalah Utukki: Sayap Para Dewa. Dan setelah membaca The (Un)Reality Show, buku ini berhasil menjadi karya Clara Ng yang paling berkesan untukku. Sebenarnya pada awal membaca buku ini, aku sama sekali tidak mempunyai ekspektasi akan seperti apakah ceritanya, permasalahannya tentang apa, dan lain sebagainya - karena aku tidak sempat melihat review di Goodreads yang mengulas buku ini. Dilihat dari sinopsisnya, aku kira permasalahan utamanya akan ada dalam relasi antara satu karakter dengan yang lain; atau mungkin sesuatu terjadi dalam acara yang sedang dijalankan. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa aku akan dikejutkan sedemikian rupa dan sepertinya akan terus teringat dengan kisah ini untuk waktu yang lama.

Pada awalnya saat aku membaca buku ini aku merasa sedikit bingung dan sama sekali tidak punya bayangan yang jelas ceritanya akan berjalan ke mana. Perkenalan 8 karakter yang ada pada bagian awal cerita ini membuatku bertanya-tanya apa saja yang akan terjadi pada karakter sebanyak ini. Setiap karakter yang diperkenalkan mempunyai ciri khas dan ceritanya masing-masing; meskipun begitu, aku sedikit khawatir apakah semuanya akan tereksplor dengan baik. Jujur saja, aku pun tidak merasa ada alur yang jelas - karena ceritanya hanya seputar tantangan mingguan, dan interaksi antara karakter yang tidak menimbulkan konflik yang terlalu besar. Dannnn... saat bukunya sudah hampir habis dan jumlah halaman yang tersisa tinggal sedikit, aku bertanya-tanya apakah akan berakhir begini saja ceritanya, tanpa klimaks? Lalu saat itu pula seperti ada bom yang dijatuhkan; rahasia besar terbongkar, membuatku menganga. Apalagi karena pembawaan cerita yang dari awal kesannya santai, dikejutkan seperti itu membuatku harus membaca dua kali untuk mempercayai apa yang aku baca. A very good closing, dan berhasil membuat buku ini jadi sangat berkesan untukku. (Tidak akan dibahas lebih lanjut supaya tidak spoiler. Bagi yang mau spoiler, di Goodreads ternyata udah banyak yang nulis.)

Karakter-karakter yang ada dalam buku ini begitu variatif sehingga tidak sulit untuk membedakan mereka. Hanya saja, karena jumlah yang banyak itu menyebabkan setiap orang hanya mendapatkan porsi kecil, padahal aku sebenarnya ingin setiap orang diceritakan dengan lebih banyak. Hal yang membuatku menyukai buku ini dan memberinya rating 4 tentu saja adalah twist ceritanya yang mengejutkan. Lalu kenapa tidak memberi 5? Mungkin hanya karena aku merasa datar-datar saja dan tidak ada konflik yang terlalu membuatku bersemangat sebelum kejutan itu muncul. Meskipun begitu, keseluruhan cerita dalam buku ini bisa kunikmati dengan baik; apalagi dengan penulisan Clara Ng yang mengalir. So far, the best work of Clara Ng's I've ever read :)
by.stefaniesugia♥ .

6 comments:

  1. The book is enjoyable. I laugh hard when they had to faced "weird" weekly task especially when they have to make advertisement scenario.Each character is represented well.
    But that's it. No plot, no conflict.
    The ending is shocking but I'm not satisfied with it.
    It felt that the writer suddenly decided to cut the story off hand.
    So, I won't take this book as my favorite but I'm willing to read another Clara Ng's work.
    How about "Dimsum Terakhir", Steph?

    ReplyDelete
  2. aku udah lama baca buku ini, yang bikin aku nyesek adalah endingnya yang unpreditable *OMG!*

    ReplyDelete
  3. Aku uda nimbun buku ini sejak lama.. dan sengaja ga baca review2 GR krn takut spoiler. Trus dpt hint dari kamu nih, jadi ntar bacanya super hati2 aaah~

    ReplyDelete
  4. Saya juga sudah pernah membaca buku ini. Endingnya memang benar-benar mencengangkan.

    ReplyDelete
  5. @Eka: belum pernah baca Dimsum Terakhir sih :D mungkin akan coba lain kali :))
    @Sinta: yup betul2.. bikin shock banget..
    @Oky: jgn hati2 ky, go with the flow aja, kagetnya lebih berasa xDD
    @Dinda: iya betul ^^

    ReplyDelete
  6. Baca buku ini dr awal terbit 2005 Endingnya yg wow isi cerita yg susah d tebak....

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...